LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PEMINDAH TENAGA TRANSMISI 4 KECEPATAN PADA DAIHATSU CHARADE
LAPORAN
PRAKTIKUM SISTEM PEMINDAH TENAGA
TRANSMISI
4 KECEPATAN PADA DAIHATSU CHARADE
Disusun Oleh :
Dwi
Ahmad Arif 15504241037
Robi
Febrianto 15504241038
Teguh
Toni Prasetyo 15504241039
Lukman
Budhi Purnomo 15504241040
Afriliya
Haryadi 14509134031
PENDIDIKAN
TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2016
I.
Kompetensi
:
Memelihara /servis, memperbaiki dan overhoul sistem
pemindah tenaga pada kendaraan ringan.
II.
Sub
Kompetensi :
1. Mengidentifikasi
unit transmisi 4 kecepatan dan komponen komponennya.
2. Melepas
dan memasang unit transmisi 4 kecepatan dengan cara yang benar.
3. Menjelaskan
cara kerja transmisi 4 kecepatan dan komponen komponennya.
4. Melakukan
pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi ganguan serta cara mengatasinya.
III.
Alat
dan Bahan :
1. Unit
transmisi 4 kecepatan Daihatsu Charade
2. Oli
dan atau grease
3. Toolbox
set, tang snap ring
4. Feller
gauge, DTI dan jangka sorong
5. SST
(Special Service Tools)
IV.
Keselamatan
kerja:
1. Penggunaan
alat sesuai dengan fungsinya
2. Saat
membongkar bak transmisi, jangan mencongkel dengan obeng pada sisi perpak/
paking. Congkelah pada tempat-tempat yang disediakan.
3. Urutkan
posisi komponen komponen yang telah dibongkar, jangan ditaruh secara acak dan
saling bertumpuk.
4. Bekerja
dengan hati hati dan teliti.
V.
Dasar
Teori :
Transimsi Manual
Gambar. Transmisi manual
Transmisi manual merupakan gabungan
roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan momen poros engkol ke roda-roda
penggerak. Sedangkan tujuan utama transmisi adalah untuk memindahkan tenaga
mesin sesuai dengan kondisi pengendaraan, juga dapat memenuhi tujuan lain
sperti dibawah ini, disesuaikan dengan karakterristik mesin yang banyak
digunakan pada kendaraan dewasa ini.
a. Menghasilkan
tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan di temapt yang mendaki.
b. Menggerakkan
roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi (light
speed driving).
c. Menggerakkan
roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur.
Konstruksi
Transimsi Manual
Di bawah ini dijelaskan
konstruksi transmisi MSG5K yang digunakan pada kendaraan Phanter. Transmisi ini
untuk semua kecepatan maju digunakan mekanisme synchromesh type, sedangkan
untuk gigi mundur menggunakan mekanisme constantmesh type.
Komponen-komponen
utama transmisi manual dan fungsinya:
No
|
Komponen
|
Fungsi
|
1
|
Transmission
input salt Poros Input transmisi
|
Sebuah poros
dioperasikan dengan kopling yang
memutar gigi di dalam gear box |
2
|
Transmission
gear Gigi transmisi
|
Untuk mengubah
output gaya torsi yang
meninggalkan transmisi |
3
|
Synchroniser
Gigi penyesuai
|
Komponen yang
memungkinkan perpindahan
gigi pada saat mesin bekerja/hidup |
4
|
Shift fork Garpu
pemindah
|
Batang untuk
memindah gigi atau synchronizer
pada porosnya sehingga memungkinkan gigi untuk dipasang/dipindah |
5
|
Shift linkage
Tuas Penghubung
|
Batang/tuas yang
menghubungkan tuas
persneling dengan shift fork |
6
|
Gear shift lever
Tuas pemindah persneling
|
Tuas yang
memungkinkan sopir memindah gigi
transmisi |
7
|
Transmision case
Bak transmisi
|
Sebagai dudukan
bearing transmisi dan poros-
poros serta sebagai wadah oli/minyak transmisi |
8
|
Output shaft
Poros output
|
Poros yang
mentransfer torsi dan transmisi
ke gigi terakhir |
9
|
Bearing
Bantalan/laker
|
Mengurangi
gesekan antara permukaan benda
yang berputar di dalam system transmisi |
10
|
Extension
housing Pemanjangan bak
|
Melingkupi poros
output transmisi dan menahan
seal oli belakang. Juga menyokong poros output. |
Prinsip
Kerja Transmisi Manual
Transimisi
manual bekerja pada prinsip yang sederhana dengan menggunakan rasio roda gigi.
Sebuah perbedaan output kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah rasio roda
gigi pada sistem transmisinya. Rasio kecepatan dapat di-representasikan pada
persamaan berikut:
Gambar. Rasio kecepatan
Dimana: N = kecepatan putar (rpm)
T = jumlah gigi
Macam-macam Transimsi
Manual
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka
transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tipe
Sliding mesh
Sliding
mesh merupakan jenis awal transmisi manual dan paling mudah untuk dimengerti.
Transmisi jenis ini, karena memang memiliki banyak kekurangan dalam cara
kerjanya. Diantaranya adalah karena mengeluarkan suara yang kasar saat
perpindahan gigi, perpindahan gigi membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya
dapat menggunakan salah satu dari roda gigi. Mekanisme dasar pada transmisi
sliding mesh ditunjukkan pada gambar-5. Dimana poros input (input shaft) dan poros
output (output shaft) dihubungkan melalui sebuah counter shaft. Hanya dengan menggeser (sliding) gear pada
poros output , maka akan menghasilkan rasio gear yang berbeda . Arah dari alur
daya direpresentasikan sebagai garis putus-putus merah pada gambar-5.
Gambar.
Transmisi sliding mesh
Tranmisi
sliding mesh cocok untuk mengatur kecepatan putar, namun terdapat sebuah
kelemahan pada sistem ini. Transmisi ini cukup rumit untuk menggeser dari satu
gear dan mengubungkannya ke gear yang lain. Sebuah teknologi yang disebut
double clutching digunakan untuk memperhalus perpindahan roda gigi, tetapi
pengemudi butuh kemampuan yang baik untuk menggunakan double clutching secara
efektif.
2. Tipe
Constant mesh
Transmisi
tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam
pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan
tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara
roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi output tidak
satu poros dengan poros output transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros
output melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk
menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.
Gambar.
Transmisi constanmesh
3. Tipe
Sincromesh
Merupakan
transmisi yang sering digunakan pada kendaraan. Sebuah transmisi synchromesh
secara permanen dapat menyelesaikan masalah yang ada pada transmisi sliding
mesh. Di sini roda gigi selalu dalam rangkaian, namun dengan sebuah perbedaan
besar dimana gear output terhubung dengan poros secara longgar. Terdapat celah
(clearance) kecil antara gear output dengan poros. Jika kita hanya
menghubungkan satu roda gigi dengan poros pada suatu waktu, maka poros akan
memiliki kecepatan putar yang terhubung dengan roda gigi.
Gambar. Transmisi syncromesh
Terdapat
beberapa komponen penyusun transmisi syncromesh diantaranya adalah hypothetical
connector , hub sleeve, synchronizer cone-teeth, dan synchronizer ring. Berikut
ini penjelasan terkait fungsi dan cara kerja komponen transmisi syncromesh.
VI.
Langkah
Kerja
Pembongkaran
1. Mempersiapakan
alat dan bahan.
2. Melakukan
pengamatan pada kondisi fisik dan cara kerja transmisi.
3. Membongkar
unit transmisi sesuai prosedur :
a. Melepas
baut pengikat pada transmission case.
b. Melepas
realase fork dan relaese fork shaft.
c. Melepas
baut pengikat pada input shaft cover.
d. Melepas
shift fork shaft dan shift fork dengan cara melepas pengunci shift fork shaft
kemudian menarik shift fork shaft keluar.
e. Melepas
input shaft dari dudukan dengan cara menariknya.
f. Melepas
ring terlebih pada poros input.
g. Melepas
bearing pada output shaft menggunakan treker
h. Melepas
output shaft dengan cara mengakatnya dari dalam tranmission case.
i.
Melepas referse gear dn counter gear.
j.
Melepas bearing counter gear belakang
menggunakan treker.
k. Mengangkat
counter gear set dari dudukannya.
l.
Melepas komponen output gear pada output
shaft
Gambar. Unit
gear
Pengukuran dan Pemeriksaan
1. Pengukuran
celah antara roda gigi dengan syncromesh ( Spesifikasi : 0,85 – 1,45mm )
a. Celah
main gear 1 : 1,15 mm
b. Celah
main gear 2 : 1,40 mm
c. Celah
main gear 3 : 1,05 mm
d. Celah
main gear 4 : 0,50 mm
Gambar. Pengukuran celah
2. Pengukuran
celah antara hub sleve dengan garpu pemindah
Celah
maksimum 1,00 mm (0,039 in)
a. Hub
sleve gear 1 dan 2 : 0,25 mm
b. Hub
sleve gear 3 dan 4 : 0,20 mm
Gambar.
Pengukuran celah
3. Pemeriksaan
hubungan roda gigi dengan syncromesh (putar-putar syncromesh untuk memeriksa
tingkat gesekan dengan gear)
Gambar. Pemeriksaan syncromesh
4. Pemeriksaan
shifting key unit
Shifting
key dan key spring sudah tidak ada, jadi tidak dapat dilakukan pemeriksaan
Gambar. Shifting key
5. Pemeriksaan
dan pengukuran gear ratio
a. Main
gear 1st : 33
b. Main
gear 2nd : 31
c. Main
gear 3rd : 29
d. Main
gear 4th : 22
e. Reduction
gear 1 : 23
f. Referse
gear : 32
g. Counter
gear 1 : 35
h. Counter
gear 2 : 30
i.
Counter gear 3 : 21
j.
Counter gear 4 : 12
k. Counter
gear reverse : 13
Perhitungan
Penghitungan rasio :
1st
gear : 35/22×33/12=4,375
2nd
gear : 35/22×31/21=2,348
3rd
gear : 35/22×29/30=1,537
4th
gear : 1 : 1
Referse
gear : 35/22×23/13×32/23=3,916
Pemasangan
1. Pemasangan
dilakukan berlawanan dengan cara melepas.
2. Merakit
gear gear unit transmisi
Gambar. Pemasangan unit gear
3. Memasang
counter gear
4. Memasang
unit gear transmisi
Gambar. Memasang gear unit transmisi
5. Memasang
reverse gear dan garpu pemindah
Gambar. Pemasangan
6. Memasang
input dan output case transmisi
Gambar. Pemasangan case input dan
output
7. Memasang
transmision case
Gambar. Pemasangan transmision case
8. Memasang
dan mengencangkan baut baut pada transmisi
9. Merapikan
alat dan bahan
VII.
Pembahasan
1. Hubungan
main gear dengan syncromesh
Pemeriksaan ini dengan cara memutar
mutarkan syncromesh dengan main gear. Jika diputar masih serat atau agak berat
berarti kondisi synchronizerring masih bagus. Karena fungsi utama dari
synchronizerring adalah menyamakan atau melambatkan kecepatan antara main gear
dan synchronizerring. Jika terlalu ringan maka synchronizerring tidak bekerja
dengan baik.
Gambar.
Pemeriksaan hubungan syncromesh
2. Pemeriksaan
konstruksi
Secara visual dapat dilihat bahwa
transmisi ini ada beberapa komponen yang hilang, seperti shifting key dan key
spring. Karena tidak ada shifting key dan key spring maka jika digunakan
synchronizerrimg tidak dapat mengerem dengan baik. Karena saat clutch hub
bergeser untuk menggeser synchronizerring tidak ada komponen yang menekannya.
Sehingga pengereman untuk menyamakan kecepatan antara synchronizerring dan main
gear tidak hampir sama. Hal ini akan menyebabkan mati gigi cepat aus karena
kerjanya hampir sama dengan slidingmesh. Sedangkan mata gigi yang runcing akan
menyebabkan hubungan antar gigi tidak baik. Sehingga kemungkinan besar gigi
susah untuk berputar sangat besar.
3. Hubungan
hub sleve dengan garpu pemindah
Garpu pemindah berfungsi untuk
perpindahan gigi pada transmisi, perpindahan ini dapat terjadi karena garpu
pemidah yang mengait pada hub sleve. Jika celah hub sleve terlalu besar maka
perpindahan gigi akan terasa kocak, hal ini berakibat pada kurang responsifnya
perpindahan gigi. Dan sebaliknya jika celahnya terlalu sempit maka perpindahan
giginya juga terasa berat. Jadi celah yang baik adalah sesuai spesifikasi, Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila
celah melampaui nilai limit, ganti garpu pemindah atau hub sleeve.
4. Perbandingan
gear ratio daihatsu Charade
VIII.
Kesimpulan
Dari praktik yang sudah dilakukan kami dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Secara
keseluruhan komponen yang terdapat pada transmisi daihatsu charade sudah tidak
lengkap. Baut-baut case, shifting key dan key spring sudah hilang.
2. Gear-gear
pada counter dan main gear sudah aus/tajam.
3. Celah
main gear sudah sesuai dengan standar yang ada.
4. Secara
keseluruhan transmisi yang kami praktikan sudah tidak layak untuk digunakan
pada kendaraan.
Daftar Pustaka
Daihatsu Charade G100 Service Manual.pdf
Komentar
Posting Komentar