LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM AC PENGENALAN SISTEM AC
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM
AC
PENGENALAN
SISTEM AC
Disusun
oleh:
Dwi Ahmad Arif NIM.
15504241037
Robi Febrianto NIM.
15504241038
Teguh Toni Prasetyo NIM.
15504241039
Lukman Budhi Purnomo NIM.
15504241040
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
|
|||
AIR
CONDITIONER
|
|||
Semester III
|
Pengenalan
Sistem AC
|
100 menit
|
|
No. JST/OTO/OTO 6325/01
|
Revisi : 01
|
13 Februari 2017
|
I.
Kompetensi
Mengidentifikasi
sistem AC beserta dengan komponen-komponennya.
II.
Sub Kompetensi
Setelah
mengikuti praktik persiapan permukaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1.
Menjelaskan fungsi sistem AC.
2.
Mengidentifikasi komponen-komponen utama sistem AC
beserta dengan fungsinya masing-masing.
3.
Menjelaskan cara kerja sistem AC.
III.
Alat dan Bahan
1.
Engine Stand Sistem AC.
2.
Mobil Grand Max/Timor.
3.
Buku referensi tentang sistem AC
IV.
Keselamatan Kerja
Memeriksa
terlebih dahulu kondisi engine stand atau kendaraan yang akan dipergunakan
untuk praktik sebelum dihidupkan. (air pendingin, pelumas mesin, dll).
V.
Dasar Teori
(Gambar Sistem AC Mobil)
Air Conditioner (AC) Mobil adalah suatu rangkaian
komponen yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan pada kabin kendaraan. Pada
prinsipnya AC adalah mneyerap panas pada kondisi ruangan tertutup. Untuk
mengahsilkan udara sejuk yang dihasilkan dari system AC tersebut pada dasarnya
sistem kerja AC mobil adalah sirkulasi udara dimana komponen-komponen berfungsi
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dengan freon (gas pendingin) sebagai
aliran sirkulasi itu sendiri. aliran tersebut terus-menerus bersirkulasi selama
mesin dihidupkan.
Type-type AC Mobil pada umumnya :
a.
Type Dash: AC ini dipasang dibawah panel dash didepan
jok penumpang. Keistimewaan: udara dingin ditiupkan langsung didepan penumpang,
sehingga efek pendinginan yang dirasakan lebih besar dan outlet grille dapat
diarahkan oleh pengemudi sendiri sehingga efek pendinginan dapat dinikmati
langsung. Dari segi teknik pipa/selang relative pendek karena berdekatan dengan
mesin, sehingga mudah instalasinya.
b.
Type All Season: Seperti pada dash type, terpasang
didepan jok pengemudi dan dihubungkan ke body heater. Aliran udara didalah
kendaraan sama dengan dash type, tetapi outlet udara dingin dapat dipasang
ditengah atau disamping kanan/kiri tergantung modelnya. All season sangat
menyenangkan dipakai pada musim panas/dingin, dimana pada musim dingin jarang
diperlukan pendinginan. Pada kelembapan yang tinggi dan pengap bila AC bekerja,
maka udara yang keluar dari unit AC diturunkan kelembapannya sehingga menjadi
rendah dan menghilangkan bau lembab. Dengan mengalirkan udara tadi melalui
heater core dan memanaskannya. Hasilnya terjadi udara nyaman denga kelembapan
rendah tanpa banyak perubahan pada suhu udara yang dihembuskan. Ini memungkinakan
ruang penumpang menjadi nyaman.
c.
Type Model Belakang: unit evaporator diletakkan di
bagasi belakang. Tempat penghisapan dan peniup udara dingin diletakan pada
belakang jok. Tempat penghisapan dan peniupan udara dingin diletakkan pada
belakang jok. Keistimewaan: bidang lowong dibatasi yang luas. Dapat dipasang
evaporator yang lebih besar sehingga efek pendinginan lebih besar pula.
d.
Type dual air conditioning: model ini kombinasi All
season type dan Model belakang/Truck type. Udara dingin dihembuskan dari muka
dan belakang ruang penumpang. Sifat menurunkan temperature sangat baik dengan
distribusi temperatur yang sama diperoleh lingkungan yang sanagt nyaman.
Untuk cara kerja AC mobil sendiri yaitu dengan cara
mensirkulasi Freon pada AC mobil pada saat AC mobil dinyalakan. Berikut ini
adalah urutan kerja sistem pendingin atau AC mobil anda. Siklus AC Mobil
a.
Kompresor AC berputar dan menghisap Freon pada tekanan
yang rendah lalu memompa gas tadi menju kompresor AC dalam keadaan bertekanan
dan memiliki temperature yang tinggi. Selanjutnya Freon yang berupa gas tadi di
ubah menjadi cair oleh kondensor.
b.
Freon cair kemudian melewati receiver dryer untuk di
saring jika terdapat kotoran di dalam Freon.
c.
Setelah melalui receiver dryer, kemudian Freon menuju
expansi valve melalui saluran sempit yang terletak pada exspansi valve dan
dikabutkan oleh evaporator.
d.
Dari evaporator, Freon kembali dihisap oleh kompresor
AC dan siklus tadi kembali berulang dari awal.
VI.
Langkah Kerja
1.
Menjalankan persiapan.
2.
Mendengarkan penjelasan dari dosen pembimbing tentang
peraturan praktik.
3.
Membentuk kelompok praktik dan membagi.
4.
Mempelajari fungsi sistem AC.
5.
Mengidentifikasi dan mempelajari fungsi
komponen-komponen utama sistem AC.
6.
Mengambil data gambar komponen-komponen utama sistem
AC.
7.
Mempelajari cara kerja sistem AC.
8.
Melakukan diskusi kelompok terkait nama dan fungsi
masing-masing komponen beserta cara kerja sistem AC.
9.
Melaporkan ke dosen pembimbing ketika sudah
menyelesaikan semua kegiatan praktik.
10. Memeriksa
kelengkapan alat dan bahan praktik serta mengembalikan ke tempat semula.
11. Membersihkan
dan merapikan tempat praktik.
VII.
Data Praktik
dan Analisis Pembahasan
1.
Kompresor
Kondisi : Baik
Fungsi :
Kompressor
merupakan komponen dalam sistem AC yang berfungsi untuk memompa refrigerant
untuk menaikkan tekanannya sehingga refrigerant dapat bersikulasi. Naiknya
tekanan refrigeran juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat. Pada
kompresor memiliki dua sisi yang akan memompa gas refrigerant di bawah tekanan
dan panas yang tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi dari sistem) dan
menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah). Di
dalam kerja dari kompresor terdapat magnetic cluth. Magnetic clutch berputar
dan menyalurkan putaran engine ke compressor, berdasarkan operasi thermostat
dan operasi High/Low pressure switch. Magnetic cluth dikendalikan menggunakan
sebuah tombol yang terletak pada ruang kabin.
Cara Kerja :
Kompresor di
gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan
menggerakkan piston/vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan
bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan
sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. Kompresor yang terdapat pada unit AC memiliki berbagai tipe,
bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda. Diperlukan pengetahuan dan pemahaman cara
kerja untuk masing-masing tipe kompresor, sebab kebutuhan pendinginan pada
tiap-tiap kendaraan juga berbeda. Tipe kompresor dapat
dibagi menjadi tiga jeni sebagai berikut.
a.
Kompresor Tipe Resipro (Crank Shaft)
Kompressor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar
dari mesin yang diterima oleh crank shaft
kompresor. Crank shaft adalah poros berputarnya kompresor. Di dalam kompresor, gerakan putar dari crank
shaft diubah menjadi gerakan naik dan turun dengan sistem mekanis. Karena
didalam kompresor berisi refrigerant dan
oli pelumas, ruangan kompresor harus kedap dan rapat (tidak ada kebocoran).
Untuk mengurangi kebocoran refrigerant dari ruangan kompresi ke crank shaft,
terpasang cincin (ring) pada toraknya. dalam kompresor tipe respiro terdapat
dua macam katup (valve), yaitu vasuction lve dan discharge valve. Suction valve
merupakan katup yang terletak di bagian bawah valve plate dan discharge valve
terletak di bagian atas valve plate. Saat torak bergerak turun, discharge valve
pada posisi tertutup, sebab tekanan refrigerant
pada sisi discharge lebih besar dibandingkan tekanan di dalam silinder.
Pada saat yang sama, suction valve terbuka akibat terjadinya kevakuman didalam
silinder, sehingga refrigerant masuk ke dalam silinder. Saat piston bergerak
naik, refrigerant di dalam silinder di pompa keluar melalui discharge valve dan
dialirkan ke kondensor dengan tekanan
dan temperatur yang tinggi. Akibatnya, suction valve tertutup karena tekanan di dalam
silinder lebih tinggi daripada tekanan di sisi isap.
b.
Kompresor Tipe
Swash Plate
Pada
kompresor jenis ini, gerakan piston diatur oleh swash plate
pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 jumlah silinder. Ketika salah satu sisi
pada piston melakukan langkah tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah
isap. Pada dasarnya, proses kompresi
pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank
shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup
tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui
connecting rod, sehingga getarannya lebih kecil.
c.
Kompresor Tipe Wobble Plate
Sistem kerja
kompresor tipe ini sama dengan kompresor
tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate,
penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah
kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban
pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas yang bervariasi akan
mengurangi kejutan yang disebabkan oleh
operasi kopling magnetik (magnetic cluth). Cara kerjanya, gerakan putar dari
poros kompresor diubah menjadi gerakan
bolak-balik oleh pelat penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan
guide ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui
batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor tipe wobble plate hanya menggunakan satu
piston untuk dua silinder. Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara
kerja yang berbeda, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu menekan refrigerant dan
membentuk kecepatan laju aliran massa refrigerant sebagai fluida kerja dalam
sistem pendinginan. Sebenarnya masih ada tipe kompresor lainnya, yaitu tipe
rotary vane dan scroll compresor, tetapi jarang sekali digunakan.
Analisis :
Sering
sekali kita mengeluh tentang compressor AC yang suka macet dengan tiba- tiba
itu dikarenakan compressor tidak bekerja secara optimal, banyak sekali masalah
tentang compressor AC yang sulit hidup, berisik bahkan terbakar itu bisa jadi
mungkin karena anda salah membeli compressor atau mungkin karena anda tidak
pernah merawatnya . Mungkin anda setuju bahwa didunia ini tidak ada yang abadi,
begitupun dengan compressor, compressor juga memiliki umur sama hal nya seperti
kita, umur compressor akan mejadi pendek jika kita tidak merawatnya. Umur
compressor AC bisa menjadi 10 tahun jika kita mau merawatnya. Ingin tahu cara
merawat compressor AC, berikut ini cara yang tepat merawat compressor AC
a.
Bersihkan unit out door dan in door secara rutin
dengan begitu maka fin kondensor akan bekerja dengan baik apabila anda fin
kondensor atau out door kotor maka pressure Freon kan meningkat dan ampere
compressor akan ikut naik, apabila ampere compressor melebihi standart maka
compressor AC pun akan cepat mengalami over temperature atau kerusakan
b.
Cek compressor AC terminal 1, compressor akan bekerja
dengan berat bila Freon pada ternal 1 sudah habis sedangkan permintaan pada
energy masih terus berlangsung, cara mengatasinya cari titik kebocoran cek
sambungan pipa pada nepel, apakah sambungan tersebut kencang atau tidak.
c.
Solusi agar compressor terna 2 agar tidak voltage drop
yang membuat ampere meningkat adalah dengan memasang Stabilizer tegangan,
karena daya yang tidak stabil memungkinkan akan mengganggu pada alat-alat
elektronik lainya
d.
Pemasangan kondensor tidak boleh lebih tinggi dari
evaporator, jika pemasangan kondensor lebih tinggi dari evaporator menyebabkan
oli akan cepat turun dan oli akan sulit kembali ke kondensor.
e.
Cek kelep terkadang kerak oli akan menempel pada kelep
bila didiamkan akan menumpuk dan menyebabkan compressor macet.
2. Kondenser
Kondisi : Baik
Fungsi :
Kondensor
pada sistem AC berfungsi untuk merubah refrigerant dari bentuk gas bertekanan
dan bersuhu tinggi (14-15 kg/cm2 dan 800 C) dari hasil pompaan kompresor mejadi
cairan dengan tekanan dan suhu lebih rendah (14-15 kg/cm2 dan 500 C). Proses
mengubah gas refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan dengan menghilangkan
panas dari refrigerant panas ke temperatur atmospir/udara luar dengan bantuan
udara yang mengalir melalui sirip-sirip kondensor. Karena energi panasnya
berkurang maka gas refrigerant akan mengalami kondensasi dan berubah bentuk
menjadi cairan refrigerant. Kondensor dilengkapi juga dengan extra fan yang
berfungsi mengalirkan udara ke sirip-sirip kondensor untuk mendinginkan
refrigerant.
Cara Kerja :
Kondensor
pada sistem AC berfungsi untuk merubah refrigerant dari bentuk gas bertekanan
dan bersuhu tinggi (14-15 kg/cm2 dan 800 C) dari hasil pompaan kompresor mejadi
cairan dengan tekanan dan suhu lebih rendah (14-15 kg/cm2 dan 500 C). Proses
mengubah gas refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan dengan menghilangkan
panas dari refrigerant panas ke temperatur atmospir/udara luar dengan bantuan
udara yang mengalir melalui sirip-sirip kondensor. Karena energi panasnya
berkurang maka gas refrigerant akan mengalami kondensasi dan berubah bentuk
menjadi cairan refrigerant. Kondensor dilengkapi juga dengan extra fan yang
berfungsi mengalirkan udara ke sirip-sirip kondensor untuk mendinginkan
refrigerant.
Analisis :
Agar
Kondensre tetap dalam kondisi yang baik maka dapat dilakukan dengan membersihkan
kondensor secara teratur dengan cara menyemprotkan air pada saat anda mencuci
mobil.
3. Katup
Ekspansi
Kondisi :Baik
Fungsi :
Expansion
Valve adalah komponen dalam sistem AC yang berfungsi mengabutkan refrigrant ke
dalam evaporator, agar tekanan refrigerant menurun dan bentuk refrigerant yang
cair dapat segera berubah menjadi gas. Oleh karena fungsi dari expansion valve
ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada
alat ini berbentuk lubang kecil (orifice) konstan atau dapat diatur melalui
katup (valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang
dideteksi oleh sebuah sensor panas. Expansion valve juga mengontrol atau
sebagai pengatur sistem untuk mencegah evaporator dari peluapan dan pembekuan
(freezing up). Pengaturan dilakukan dengan mengatur lubang keluar expansion
valve.
Cara Kerja :
Pada katup
ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur pembukaan katup ekspansi
tergantung pada tekana cairan diatas membran, tekanan pegas dan tekanan
refigerant yang keluar dari evaporator. Tekanan zat cair daiatas membran
tergantung dari suhu pipa keluar evaporator. Pada waktu tekanan refrigerant
pipa keluar evaporator turun, tekanan cairan diatas membran akan mendorong
batang dan katup sampai membuka saluran, sehingga refrigerant mengalir ke
evaporator.Jika tekanan refigerant pada evaporator naik, tekanan cairan diatas
membran akan turun dan tekanan pegas akan mendorong katup keastas sehingga
refigerant tidak mengalir ke evaporator.
4. Receiver
Dryer
Kondisi : Baik
Fungsi :
Receiver
dryer merupakan salah satu komponen sistem AC yang berfungsi untuk menampung
refrigerant cair untuk sementara, menyaring kotoran dan menyaring uap air.
Adanya uap air pada sistem AC dapat mengganggu kinerja dari sistem AC,
akibatnya yaitu berkurangnya jumlah refrigerant yang mengalir ke evaporator,
sehingga akan berakibat AC kurang dingin. Reciever dryer ada yang dilengkapi
dengan sight glass, sensor tekanan elektronik, atau sensor tekanan mekanik.
Namun ada juga yang dibuat cecara terpisah dari sight glass dan sensor tekanan.
Cara Kerja :
Refrigerant
dari kondensor masuk ke tabung receiver melalui lubang masuk (inlet port),
kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (outlet
port) menuju ke expansion valve. dryer,
desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan
karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada expansion valve yang mana akan
mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas dari receiver/dryer disediakan
gelas kaca (sight glass) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.
Analisis :
Dalam
pemeriksaan receiver dryer tipe terpisah dengan kondensor ini, kebanyakan
bertipe T atau tipe L. selain itu, anda juga harus memeriksa mengenai
kemungkinan adanya bekas oli AC yang tertinggal di sekitar sambungan In Out.
Pemeriksaan tersebut sangat berguna karena pada bagian ini sangat sering
terjadi kebocoran Freon atupun oli yang diakibatkan oleh sil yang mengeras
maupun sambungan pipa AC yang terhubung tidak pas. Anda juga harus memastikan
kondisi Freon melalui sight glass yang berada pada bagian atas receiver dryer
tersebut, apakah sight glass terlihat bersih atau menghitam karena kotor. Jika
pada bagian tersebut terlihat menghitam, berarti receiver dryer anda kotor dan
anda dapat mempertimbangkan penggantian receiver dryer
5. Evaporator
Kondisi : Baik
Fungsi :
Evaporator
merupakan komponen dalam sistem AC yang berfungsi untuk menyerap panas dari
udara yang akan dimasukkan ke dalam kabin penumpang sehingga suhunya akan
turun. Evaporator menerima atom cairan refrigerant bertekanan rendah dan dingin
dari expansion valve. Ketika refrigerant dingin
ini melewati koil dari evaporator, maka pengabutan refrigerant akan
menyerap panas dari ruang dalam kendaraan. Ditambah dengan adanya blower yang
menghisap udara dari ruang kabin dan mengalirkan melalui sirip-sirip
evaporator, panas dari udara yang mengalir akan diserap oleh refrigerant di
dalam evaporator yang memiliki suhu lebih rendah (± 0-50oC), sehingga udara
yang keluar bersuhu dingin.
Cara Kerja :
Perubahan
zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan
berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang
melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan
blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.
Analisis :
Biasakan
untuk Merawat dan Membersihkan Komponen Evaporator AC Mobil secara teratur.
Jangan tunggu hingga AC terasa tak dingin atau udara mulai tak segar. Karena
jika hal ini sudah terjadi, maka umumnya penggantian filter, pembersihan
evaporator, hingga pengecekkan bahkan penambahan refrigerant turut dibutuhkan
untuk mengembalikan suhu dingin. Pengerjaannya menyita waktu lama dan memakan
biaya yang cukup tinggi.
Langkah-langkah
membersihkan evaporator
a.
Membuka Filter AC
Matikan
mobil, dan temukan lokasi filter dan jalur asupan udara AC dengan membaca
manual book kendaraan. Umumnya berada di balik glove box, karenanya perhatikan
langkah-langkah membukanya agar tak merusak komponen lain. Angkat filter, dan
periksa. Jika sudah sangat kotor, segera ganti. Kocok kaleng spray beberapa
kali sebelum proses dimulai. Sisipkan selang sprayer ke arah blower agar foam
dapat terarah sempurna ke blower.
b.
Pengaturan Suhu AC
Setelah
spray siap disemprotkan, nyalakan mesin dan AC serta buka semua ventilasi AC
serta jendela. Nyalakan juga blower di bangku penumpang belakang jika tersedia.
Set suhu AC di posisi paling dingin dan blower di paling kencang.
6. Sight Glass
Kondisi : Baik
Fungsi :
Bagian atas
terdapat sight glass untuk melihat sirkulasi refrigerant. Pada dryer dilengkapi
alat control tekanan untuk mengontrol kerja kompresor. Tekanan masuk sekitar
14,5-15 Bar (200-213 Psi) dengan temperature sekitar 57 C. Untuk mengetahui
jumlha refrigerant dilihat pada sight glasss saat AC on maka:
a.
apabila kaca pengontrol terlihat gelembung busa Freon
kira-kira 3-5 detik dan kemudian busa tersebut hilang berarti Freon masih
penuh.
b.
bila gelembung terus menerus ada selama AC jalan maka
Freon sudah berkurang dan perlu penambahan. c. apabila tidak ada gelembung sama
sekali sekita 15 detik makan Freon kosong mungkin terjadi kebocoran pada
pipa-pipa
7. Temperature
Sensing Bulb
Kondisi : Baik
Fungsi :
Pada katup
expansi terdapat gas sensor disebut sensing bulb yang fungsinya untuk
mengontrol temperature pada evaporator. Apabila suhu evaporator sudah cukup
dingin maka gas sensor yang berada dalam tabung control akan menyusut sehingga
akan menarik membran dan jarum yang ada dalam katup expansi sehingga saluran
Freon masuk akan tertutup dan penguapan evaporator berkurang dan akan suhu
evaporator naik. Saat suhu evaporator naik gas sensor yg ada dlm sensing bulb
akan kembali dan akan menekan membrane dan jarum pengatur gas Freon sehingga
membuka dan gas Freon menguap jumlahnya bertambah akan bertambah dingin
evaporator.
8.
High Pressure Switch (HPS)
Kondisi : Baik
Fungsi :
Digunakan
untuk mengontrol tekanan kompresi refrigerant yang terlalu tinggi saat AC
bekerja. Jika tidak dikontrol akan merusak kompresor. Maka dipasang HPS yang
ditempatkan pada dryer sampai dengan katup expansi tergantung konstruksi AC.
Kerja HPS adalah memutuskan aliran listrik ke kopling jika tekanan kompresor
melebihi batas sehingga kopling magnet putus dan AC tidak bekerja. AC bekerja
kembali jika tekan sudah normal. Tekanan kerja HPS 256 Psi (18 Kg/cm2) s.d. 327
Psi (23 Kg/cm2).
9.
Low Pressure Switch (LPS)
Kondisi : Baik
Fungsi :
Prinsip
kerjanya berlawanan dengan HPS. Pada LPS mengontrol apabila tekanan hisap
kompresor meningkat karena kebocoran pada pipa-pipa saluran hisap sehingga
refrigerant berkurang dan kemungkinan udara luar masuk sehingga kompresor panas
dan terbakar. Maka dipasang LPS untuk mengontrol kebocoran pipa-pipa salura
Freon. Tekan hisap kompresor normal adalah 1,5 - 2 Bar (21 Psi-29 Psi), dalam
tekakan ini LPS belum bekerja. Apabila terjadi kebocoran sehingga tekanan
kompresor meningkat maka LPS bekerja denga memutuskan arus listrik pada baterai
ke kopling magnet. Kerja LPS mulai dari 30 Psi (2,1 Kg/cm2) s.d. 33 Psi (2,3
Kg/cm2). Jika hisapan kompresor mencapai 33 psi maka LPS bekerja.
10. Ekstra Fan
Kondisi : Baik
Fungsi :
Mendinginkan
kondensor pada suhu lebih dari 60
11. Blower:
Kondisi : Baik
Fungsi :
Meniupkan
udara luar kemudian masuk ke celah-celah evap sehingga udara keluar dingin.
Type blower adalah banyak yg menggunakan tipe sentrifugal yaitu udara yang
masuk ke blower parallel denga sumbu
putar dan ditiupkan tagak lurus dengan sumbu putar.
VIII.
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan:
Komponen utama
sistem AC terdiri dari, antara lain: kompresor, kondensor dan extra fan,
receiver/dryer, expansion valve, evaporator. Sebagai bahan yang diolah adalah
refrigerant untuk menghasilkan suhu rendah dengan mengubah-ubah tekanan dan
temperaturnya.
Nama-nama
dan fungsi komponen utama Air
Conditioners:
1.
Compressor Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang
berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan
temperaturnya meningkat.
2.
Kondensor Berfungsi untuk menyerap panas pada
refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant
yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).
3.
Receiver dryer berfungsi untuk menampung refrigerant
cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui
expansion valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu
receiver dryer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan
kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.
4.
Expansion Valve berfungsi mengabutkan refrigrant
kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
5.
Evaporator merupakan kebalikan dari kondensor
berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin
evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.
IX.
Daftar
Pustaka
Buku
Training Manual New Step 1, TOYOTA
Komentar
Posting Komentar